Jumat, Oktober 02, 2009

Dari Festival Budaya Bumi Khatulistiwa

DARI FESTIVAL BUDAYA BUMI KHATULISTIWA
Festival Budaya Bumi Khatulistiwa sebagai event yang paling bergengsi dalam Calender of Event daerah tujuan wisata Kalimantan Barat yang telah digelar pada tanggal 21-23 September 1993 yang lalu usai sudah.
Jerih payah panitia penyelenggara di dalam menggali dan menyajikan khasanah seni budaya Kalimantan Barat yang diwujudkan dalam berbagai macam atraksi telah berhasil dengan tertib, lancar dan sukses. Keberhasilan ini tidak luput dari kerja keras pihak-pihak terkait, baik instansi Pemerintah, swasta maupun masyarakat tidak terkecuali media massa.
Kesan dan pesan dari para pengunjung yang ditulis dalam buku tamu yang disiapkan telah memberikan jawaban positif tentang keberhasilan penyelenggaraan Festival Budaya Bumi Khatulistiwa Tahun 1993. Sebagai contoh adalah Pameran yang digelar DEKRANASDA TK I Khalimantan Barat yang menyungguhkan koleksi ragam tenun dan kain tradisional daerah Kalimantan Barat.
Pada pameran tersebut dapat dilihat betapa banyak mkitotif maupun pewarnaan tenun dan kain tradisional daerah Kalimantan Barat. Untuk diketahui dan selanjutnya dikembangkan oleh masyarakat agar tidak hilang ditelan zaman. Prakarsa untuk menampilkan Ragam Tenun dan Kain Tradisional itulah yang patut mendapat acungan jempol, karena tampilnya koleksi tersebut dalam pameran yang banyak dikunjungi oleh berbagai kalangan.
Hal ini dapat membangkitkan dorongan kepada masyarakat untuk mengenal, mencintai, menghargai serta merasa memiliki kain tenun tradisional daerah yang bernilai seni tinggi sebagai bagian dari seni dan budaya bangsa.
Di samping itu berbagai atraksi menarik lainnya telah mewarnai Festival Budaya Bumi Khatulistiwa yang mendapat kunjungan ribuan penonton, pada upacara pembukaannya, di tepian sungai Kapuas di depan kantor Walikota madya dan Korem Read More..

Gunung Kalang Bau

GUNUNG KALANG BAU
Di sebelah Utara obyek wisata Tanjung Batu Pemangkat terdapat sebuah bukit, masyarakat setempat menyebutnya gunung Kalang Bau, sedangkan di sebelahnya terdapat sebuah bukit kecil yang dikenal dengan nama Bukit Belacan. Kedua bukit ini berada di daerah Kecamatan Jawai Kabupaten Sambas dan lokasi ini berada lansung di pinggiran Laut Latuna, sehingga di kaki bukit ini terdapat hamparan pantai pasir putih dan dihiasi oleh bebatuan sebagai dinding antara bukit di pantai.

Di sisi bukit ini terdapat 2 buah bekas benteng pengintaian milik peninggalan kolonial Belanda yang dapat menampung 3 – 5 orang serdadu, berbentuk tabung yang dilengkapi dengan dua buah lubang pengintai. Benteng ini digunakan untuk mengintai kapal-kapal yang masuk di perairan Laut Natuna yang akan masuk ke Sungai Sambas.

Pada Bukit Kalang Bau di atasnya terdapat sebuah kenceng ( periuk ) besar yang terbuat dari besi dan merupakan wadah untuk menanak nasi. Diperkirakan pada lokasi tersebut dahulunya merupakan tempat persediaan konsumsi bagi serdadu-serdadu Belanda yang berjaga-jaga / melakukan pengintaian terhadap keluar masuknya kapal-kapal di muara Sungai Sambas. Agak menurun ke sisi sebelah kanan terdapat sebuah makam yang telah berumur lebih dari 2 abad, yaitu makam ulama Syech Ali Abubakar, seorang penyiar agama Islam di daerah Kerajaan Sambas. Ulama ini berasal dari daerah Kelang ( Malaysia ) dan lebih dikenal dengan nama Guru Ali. Dari sinilah nama Gunung Kelang Bau berasal.

Menurut sejarahnya, suatu ketika setelah beberapa lama bermukim di daerah Kerajaan Sambas, Syech Ali Abubakar merasa rindu kepada sanak familynya di Kerajaan Kelang dan berkeinginan untuk menjenguknya. Setelah berhari-hari beliau berlayar bersama muridnya, di tengah perjalanan beliau menderita sakit keras. Dalam keadaan seperti itu beliau sempat berpesan, seandainya Tuhan segera berkenan memanggilnya, beliau minta dimakamkan di daerah Kerajaan Sambas. Dan memang sudah merupakan takdir Illahi, beliau meninggal dunia ketika hampir tiba di Malaysia ( yaitu di sekitar wilayah Singapura ). Maka sesuai amanatnya, jenazahnya dibawa kembali ke wilayah Kerajaan Sambas dan dimakamkan di daerah bebukitan, tepatnya di daerah muara Sungai Sambas.

Menurut penuturan penduduk dari mulut ke mulut, bahwa selama 7 hari setelah beliau dimakamkan, apabila saat senja tiba ( waktu maghrib ) maka di sekitar makam tersebut tercium semerbak bau harum. Untuk itulah sebagai tanda terimakasih dan mengenang jasa-jasa beliau selagi masih hidup. Oleh sebab itu, maka bukit / gunung tempat beliau dimakamkan disebut gunung “ Kalang Bau “. Kalang berasal dari kata daerah kelahirannya yaitu Kelang, sedangkan kata Bau berasal dari bau harum yang dipancarkan di sekitar makam tersebut. Beitulsh sejarahnya kenapa gunung / bukit yang berada di muara Sungai Sambas itu dinamakan Gunung Kalang Bau.

Pada lokasi gunung Kalang Bau dan sekitarnya, banyak ditumbuhi semak-semak belukar dengan pepohonan yang besar dan tinggi yang dapat menciptakan pemandangan yang indah serta menarik untuk dikunjungi. Hal ini sangat sesuai untuk wisatawan yang berjiwa adventure.

** Selamat Berpetualang ** Read More..

One Day In Your Live

One Day In Your Life
One day in your lifeyou’ll remember a place
Someone’s touching your face
You’ll come back and you’ll look around you

One day in your life
You’ll remember the love you found here
You’ll remember me somehow

you don’t need me now
I will stay in your heart
And when things fall apart
You’ll remember one day…

One day in your life
When you find that you’re always waiting
For the love we used to share
Just call my nameAnd I’ll be there

(Oh-oh-oh-oh-oh…)

You’ll remember me somehow
Though you don’t need me now
I will stay in your heart
And when things fall apart
You’ll remember one day…

One day in your life
When you find that you’re always longing
for the love we used to share
Just call my name
And I’ll be there

(Ohh…) Read More..